search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kasus Hoaks Penculikan di Tabanan, DAT Kerap Menangis
Selasa, 10 Mei 2022, 11:50 WITA Follow
image

beritatabanan.com

IKUTI BERITATABANAN.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITATABANAN.COM, TABANAN.

Kasus hoaks penculikan dan dugaan pemerkosaan masih terus didalami oleh pihak kepolisian.

Sementara korbannya, DAT, 18 tahun saat ini masih dititipkan di Panti Sosial Werdha Santhi, di Banjar Wanasara, Desa Bongan, Tabanan. Sejak 5 Mei, ia berada di sana, kerap menangis ketika teringat dengan kasusnya.

“Beberapa kali menangis. Ia tidak menyangka kasusnya akan seperti ini,” kata Kasubag TU UPTD Pelayanan Sosial, dan Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial Tabanan, Made Sujana Selasa, (10/5).

Sujana menyebutkan, pihaknya sempat mengunjungi mertua perempuan dan suami DAT di Desa Nyitdah. Saat itu, ia bersama beberapa stafnya diarahkan oleh Kepala Wilayah dusun setempat ke tempat mereka bekerja. 

“Kalau dilihat dari kondisi, memang ini merupakan keluarga kurang mampu,” ujarnya.

Lebih lanjut Sujana menjelaskan, keluarga tersebut memang tinggal di tempat mereka bekerja membuat bata. Suami DAT, merupakan buruh pembuat bata borongan.

Selain itu, dalam kunjungan itu terungkap, mertua laki-laki di DAT diduga mengalami gangguan mental.

“Informasi terakhir begitu. Makanya jarang bersama mereka dan lebih senang keluyuran,” katanya.

DAT juga diketahui sebelum menikah tinggal dengan orang tua tiri. Tepatnya dengan bapak tiri.

Ibu kandungnya menurut Sujana telah menikah ke Denpasar. 

“Kami sempat menghubungi, sementara DAT diminta untuk tinggal di panti,” katanya. 

Melihat rumitnya persoalan yang dialami oleh DAT, Made Sujana berharap masyarakat bisa melihat kasus ini dari banyak sudut. Bukan hanya persoalan kasus yang viral.

“Ada faktor ekonomi dan pendidikan, karena mereka berasal dari keluarga kurang mampu. Selain itu faktor keluarga. Korban tumbuh dalam keluarga yang tidak normal,” ujarnya. 

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tbn

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritatabanan.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Tabanan.
Ikuti kami