Kasus Stunting di Tabanan Tergolong Rendah
GOOGLE NEWS
BERITATABANAN.COM, TABANAN.
Jumlah stunting di kabupaten Tabanan tergolong masih rendah secara nasional termasuk provinsi Bali dilihat pada 2021.
Sebanyak 20.311 balita menjadi target sasaran di tahun 2021, prevalensi kasus stunting balita di Tabanan hanya diangka 9, 2 persen atau sebanyak 1.869 orang. Angka ini di bawah angka provinsi Bali 10,9 persen.
Termasuk juga prevalensi berat badan menurut tinggi badan, Tabanan hanya di angka 4,1 persen. Sesuai standar WHO, kabupaten Tabanan berada pada status gizi baik.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tabanan, I Made Supardiyadnya menjelaskan, status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Dari hasil survey status gizi Indonesia. Dari hasil survey status gizi Indonesia, yang telah dilakukan maka sesuai dengan standar WHO kabupaten Tabanan berada pada status gizi baik. Dimana prevalensi balita pendek kurang dari 20 persen , Tabanan hanya ada di 4,7 persen dan prevalensi balita kurus kurang dari 5 persen, Tabanan hanya di 4,1 persen.
Dijelaskan Supardi, kasus gizi buruk itu terjadi bukan karena kekurangan asupan gizi, namun karena adanya penyakit penyerta.
“Penyakit penyerta itu seperti jantung bocor, bronchitis hingga gangguan tumbuh kembang, termasuk juga banyak faktor lainnya seperti sanitasi lingkungan dan makanan,” paparnya, Senin (24/1).
Terhadap sisa kasus yang masih tersisa ini, lanjutnya, masih dilakukan intervensi dengan pemberian PMT pemulihan, pemantauan, konseling, dan menentukan diagnosa.
“Pemantauan kita lakukan secara berkesinambungan sampai nanti gizinya membaik,” tandasnya.
Sejatinya untuk
nting">masalah kurang gizi atau stunting, pencegahan dilakukan dari hulu, yakni memantau di umur sebelum 2 tahun.
“Makanya kita lajukan pemantauan tumbuh kembang di posyandu, dimana masa pandemic, meski banyak tutup kita lakukan daring dengan bidan dan ahli gizi. Ortu balita mandiri melakukan laporan dan hasilnya dilaporkan ke teman teman pemegang gizi. Meski kunjungan posyandu rendah tapi tetap melakukan pemantauan secara online. konsultasinya seperti itu menyiasati untuk bisa memantu tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Editor: Robby Patria
Reporter: bbn/tbn