search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bali Rawan Gempa, Dua Desa Ini Raih Pengakuan UNESCO Sebagai Komunitas Siaga Tsunami
Minggu, 17 November 2024, 20:56 WITA Follow
image

Bali Rawan Gempa, Dua Desa Ini Raih Pengakuan UNESCO Sebagai Komunitas Siaga Tsunami

IKUTI BERITATABANAN.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITATABANAN.COM, TABANAN.

Pulau Bali memiliki tiga sumber utama gempa bumi yang membuatnya rawan bencana, yakni Megathrust Sumba di perairan selatan, Busur Naik Belakang Flores di utara, serta 30 sesar aktif di darat. 

Dengan potensi ancaman gempa bumi dan tsunami yang signifikan, upaya mitigasi baik struktural maupun nonstruktural menjadi prioritas untuk melindungi masyarakat dan sektor pariwisata.

Salah satu langkah mitigasi nonstruktural yang menonjol adalah program Tsunami Ready Community (Komunitas Siaga Tsunami), inisiasi UNESCO yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi tsunami. 

Program ini melibatkan pemenuhan 12 indikator kesiapan yang dilakukan secara kolaboratif dengan berbagai pihak, termasuk BMKG, BPBD, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal.

Pada tahun 2022, Desa Tanjung Benoa di Kabupaten Badung mencatat sejarah sebagai desa pertama di Indonesia yang meraih pengakuan Tsunami Ready Community dari UNESCO. 

Hal ini diikuti oleh Desa Pengastulan di Kabupaten Buleleng yang berhasil mendapatkan pengukuhan serupa pada tahun 2023 oleh National Tsunami Ready Board (NTRB).

Dalam rangka memperingati 20 tahun tsunami Aceh, The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium digelar di Banda Aceh pada 10–14 November 2024. 

Pada acara bergengsi ini, Desa Tanjung Benoa dan Desa Pengastulan diundang sebagai perwakilan Indonesia yang telah sukses menjalankan program Tsunami Ready Community.

Ketua FPRB Desa Tanjung Benoa, Dr. I Wayan Deddy Sumantra, S.Sn., M.Si., dan Sekretaris Desa Pengastulan, Muhammad Ali, hadir untuk berbagi pengalaman. 

Dalam kesempatan tersebut, Desa Pengastulan secara resmi dikukuhkan sebagai Tsunami Ready Community oleh UNESCO, menegaskan keberhasilan Bali dalam menciptakan komunitas tangguh bencana.

"Pengakuan ini adalah hasil dari sinergi multihelix antara BMKG, BPBD, pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta," ujar Dr. Wayan Deddy. 

Yang lebih penting, imbuhnya adalah menjaga keberlanjutan mitigasi kebencanaan agar cita-cita Zero Victim dapat tercapai.

Desa Tanjung Benoa, lanjutnya, juga menyoroti manfaat langsung dari pengakuan ini terhadap sektor pariwisata.

Program Tsunami Ready meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap keselamatan destinasi wisata di Tanjung Benoa, yang terkenal dengan aktivitas baharinya.

Editor: Aka Kresia

Reporter: bbn/rls

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritatabanan.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Tabanan.
Ikuti kami