Perempuan, terutama seorang ibu, memiliki peran fundamental dalam membentuk karakter dan moral generasi penerus bangsa. 

Tidak hanya dalam lingkup keluarga, kaum perempuan juga berkontribusi besar dalam pelestarian budaya, organisasi, serta pemerintahan. Kesadaran akan pentingnya peran ini semakin mengemuka dalam berbagai forum dan kegiatan edukatif.

Salah satunya adalah Seminar Nasional bertema Memuliakan Wanita: Membentuk Generasi Cerdas, Mulia, dan Bermartabat Menuju Indonesia Emas 2045, yang diselenggarakan oleh BPR Kanti di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, pada Jumat (31/1).

Acara ini menjadi ajang diskusi penting dalam meningkatkan peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan.

Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. drg. Ida Mahendra Jaya, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar ini. 

"Saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada BPR Kanti dan TP PKK Provinsi Bali atas inisiatifnya menggelar seminar ini. Tema yang diangkat sangat strategis, mengingat betapa besar peran wanita dalam keluarga, masyarakat, dan dunia kerja," ungkapnya.

Menurutnya, seminar ini tidak hanya menambah wawasan perempuan tentang ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membuka peluang interaksi serta memperluas jejaring sosial. 

"Melalui seminar seperti ini, kita bisa membangun komunikasi yang lebih erat antara pemerintah, swasta, dan berbagai organisasi perempuan di Bali," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengajak kaum perempuan untuk terus mengembangkan kualitas diri. 

"Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun mendatang. Mari kita tingkatkan semangat untuk terus memperkaya kapasitas diri kita. Saat ini, perempuan bukan hanya bertanggung jawab atas rumah tangga, tetapi juga memiliki potensi besar dalam berbagai bidang," tambahnya.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Provinsi Bali, Dr. drh. Luh Ayu Aryani, yang hadir mewakili Gubernur Bali, menegaskan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam keberlangsungan adat, budaya, dan ekonomi di Bali.

"Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk perempuan di Bali mencapai 1.403.460 jiwa. Mereka tersebar dalam berbagai sektor, mulai dari pertanian, usaha mikro kecil menengah (UMKM), hingga pemerintahan dan legislatif," ujarnya.

Ia juga menyoroti peningkatan keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif di Provinsi Bali. "Kenaikan jumlah perempuan dalam lembaga legislatif menunjukkan bahwa kesetaraan gender bukan lagi sekadar wacana, tetapi telah menjadi kenyataan yang terus kita perjuangkan bersama," jelasnya.

Namun, tantangan masih membayangi perempuan di Bali, seperti keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, serta meningkatnya kasus kekerasan berbasis gender. 

"Menurut data dari Simfoni PPA, pada tahun 2024 tercatat sekitar 383 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang mencakup kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual," ungkapnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemprov Bali telah mengimplementasikan berbagai program, mulai dari pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi perempuan, hingga pengawasan terhadap pemenuhan hak anak dalam pendidikan dan kesehatan. 

"Kami juga terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak perempuan serta cara mencegah kekerasan dalam rumah tangga melalui sosialisasi yang masif," tambahnya.

Ia menegaskan bahwa memuliakan perempuan adalah tanggung jawab bersama. "Semakin kuat perempuan, semakin kuat pula keluarga, masyarakat, dan bangsa kita," tandasnya.

Di sisi lain, Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan bagian dari upaya edukasi dan literasi keuangan bagi kaum perempuan. 

"Kami berharap kegiatan ini bisa terus dilaksanakan agar manfaatnya semakin luas bagi masyarakat, khususnya perempuan di Bali. BPR Kanti berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat," katanya.